ALL ABOUT SMAN MUARA KELINGI

Minggu, 20 Maret 2016

MENGUJI SIFAT LARUTAN DENGAN INDIKATOR



Menguji Sifat Larutan dengan Indikator
I.                Tujuan
Memperkirakan pH berbagai larutan dengan menggunakan indikator.
II.              Teori
Indikator asam-basa adalah zat yang warnanya berubah bergantung pada pH larutan. Indikator asam-basa dapat digunakan untuk menentukan sifat keasaman atau kebasaan suatu larutan. Larutan asam mempunyai pH < 7, larutan netral mempunyai pH = 7, dan larutan basa mempunyai pH > 7.
           Semua indikator asam-basa merupakan asam lemah atau basa lemah yang dapat memperlihatkan perbedaan warna di dalam larutan asam atau basa.
           Trayek atau daerah perubahan warna adalah daerah batas pH yang merupakan daerah transisi perubahan warna. Indikator yang berbeda mempunyai trayek perubahan warna yang berbeda. Sebagai contoh, larutan lakmus akan berwarna merah pada pH < 5,5 dan berwarna biru pada pH > 8. Pada larutan dengan pH = 5,5 – 8, warna lakmus merupakan kombinasi antara warna merah dan biru. Jadi, bisa dikatakan trayek perubahan warna lakmus adalah antara pH = 5,5 dan pH = 8.
           Sebuah indikator biasanya hanya menunjukkan sebuah rentang pH tertentu dan tidak menunjukkan sebuah nilai pH yang pasti. Karenanya, diperlukan indikator lain untuk mempersempit rentang perkiraan pH sampel yang diuji. Berikut adalah rentang pH dari beberapa indikator.
Indikator
Rentang pH
Perubahan Warna
Metil jingga
2,9 – 4,0
Merah – kuning
Metil merah
4,2 – 6,3
Merah – kuning
Fenolftalein (pp)
8,3 – 10
Tidak berwarna – merah
Bromtimol biru (BTB)
6,0 – 7,6
Kuning – biru
III.                Alat dan Bahan
A.     Alat
1.      Tabung reaksi
2.      Rak tabung reaksi
3.      Pipet tetes
B.      Bahan
1.      Air sumur
2.      Air cucian beras
3.      Larutan HCl
4.      Air jeruk
5.      Air kelapa
6.      Larutan NaOH
7.      Larutan soda kue
8.      Larutan Acet Acid
9.      Indikator lakmus merah dan biru
10. Indikator metil jingga
11. Indikator fenolftalein
12. Indikator bromtimol biru
IV.               Cara Kerja
1.   Memasukkan larutan ke dalam tabung reaksi kira-kira setinggi 4 cm.
2.   Mencelupkan kertas indikator lakmus merah dan biru ke dalam larutan. Mengamati perubahan warnanya. Memeriksa dan mencatat pH larutan sesuai trayek perubahan warna indikator.
3. Menambahkan 3 tetes indikator metil jingga. Mengamati perubahan warnanya. Memeriksa dan mencatat pH larutan sesuai trayek perubahan warna indikator.
4.  Mengganti larutan dalam tabung reaksi dengan yang baru dan lakukan langkah 3 dengan indikator cair lainnya. (pp dan BTB)
5.    Memperkirakan harga pH masing-masing larutan tersebut.
V.                 Hasil Pengamatan
No
Larutan/zat cair
pH Larutan dari Tiap Indikator
Perkiraan pH Larutan
L. merah
L.biru
M.jingga
BTB
pp
1.
Air sumur
Merah (=7)
Biru (=7)
Oranye (>2,9)
Biru (7,6)
Bening/tidak berwarna (8,3)
7
2.
Air cucian beras
Merah (=7)
Biru (=7)
Oranye (>2,9)
Biru (7,6)
Bening/tidak berwarna (8,3)
7
3.
Larutan HCl
Merah (=7)
Merah (<7)
Merah (2,9)
Kuning (6,0)
Bening/tidak berwarna (8,3)
<7 (2,9 – 6,0)
4.
Air jeruk
Merah (=7)
Merah (<7)
Oranye (>2,9)
Oranye (<6,0)
Bening/tidak berwarna (8,3)
<7 (2,9 – 6,0)
5.
Air kelapa
Merah (=7)
Merah (<7)
Oranye (>2,9)
Kuning kehijauan (>6,0)
Bening/tidak berwarna (8,3)
<7 (2,9 – 6,0)
6.
Larutan NaOH
Biru (>7)
Biru (=7)
Oranye (>2,9)
Biru (7,6)
Merah keunguan (>10)
>7 (2,9 – 7,6)
7.
Larutan soda kue
Biru (>7)
Biru (=7)
Oranye (>2,9)
Biru (7,6)
Merah (10)
>7 (2,9 – 7,6)
8.
Larutan Acet Acid
Merah (=7)
Merah (<7)
Merah (2,9)
Kuning (6,0)
Bening/tidak berwarna (8,3)
<7 (2,9 – 6,0)
VI.               Pertanyaan
1.      Kelompokkan zat cair/larutan yang diuji tersebut ke dalam:
a.      Larutan asam
Jawab: Air jeruk, air kelapa, larutan HCl, larutan Acet Acid
b.      Larutan netral
Jawab: Air sumur
c.       Larutan basa
Jawab: Larutan NaOH, larutan soda kue
2.      Kelompokkan zat yang Anda uji tersebut berdasarkan ketetapan pemakaian indikator (gabungan atau tunggal).
Jawab:
Indicator ;
-         Lakmus biru
·        Yang terjadi perubahan warna menjadi merah pada larutan yaitu, larutan HCl, air jeruk, air kelapa, dan larutan asam asetat (acet acid).
·        Tetap: air sumur, air cucian beras, larutan NaOH, larutan soda kue.
-         Lakmus merah
·        Yang terjadi perubahan warna menjadi biru pada larutan, yaitu larutan NaOH dan larutan soda kue.
·        Tetap: air sumur, air cucian beras, larutan HCl, air jeruk, air kelapa, larutan asam asetat.
-         Metil Jingga
·        Yang terjadi perubahan warna menjadi merah, yaitu larutan HCl dan larutan asam asetat
·        Yang terjadi perubahan warna menjadi kuning – oranye, yaitu air sumur, air cucian beras, air jeruk, air kelapa, larutan NaOH, larutan soda kue
-         Bromtimol biru
·       Yang terjadi perubahan warna menjadi biru, yaitu air sumur, air cucian beras, larutan NaOH, larutan soda kue
·        Yang terjadi perubahan warna menjadi kuning, yaitu larutan HCl, air kelapa, larutan asam asetat
-         Fenolftalein (pp)
·   Yang terjadi perubahan warna menjadi bening/tidak berwarna, yaitu air sumur, air cucian beras, larutan HCl, air jeruk, air kelapa, larutan asam asetat
·        Yang terjadi perubahan warna menjadi merah, yaitu larutan soda kue
3.  Jelaskan bagaimana memilih indikator yang tepat untuk menentukan pH suatu larutan.
Jawab: Untuk menentukan pH larutan dapat menggunakan kertas lakmus, larutan indikator atau indikator alami.
Kertas lakmus dibedakan menjadi dua, yaitu kertas lakmus merah dan biru.
a.      Lakmus merah
Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru.
b.      Lakmus biru
Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru.
c.       Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna.
Berbagai bunga yang berwarna atau tumbuhan, seperti daun, mahkota bunga, kunyit, kulit manggis, dan kubis ungu dapat digunakan sebagai indikator asam basa. Ekstrak atau sari dari bahan-bahan ini dapat menunjukkan warna yang berbeda dalam larutan asam basa.
VII.         Kesimpulan
Jadi, apabila kedua lakmus (biru dan merah) berubah warna menjadi merah, maka larutan itu bersifat asam. Bila kedua lakmus (biru dan merah) berubah warna menjadi biru, berarti larutan tersebut bersifat basa. kedua lakmus (biru dan merah) warnanya tetap, maka larutan yang diuji tersebut bersifat netral dan Masing-masing larutan memiliki sifat yang berbeda-beda. Ada yang bersifat sam, basa maupun netral. Hal ini di tentukan oleh ada tidaknya ion H (untuk asam) dan ion OH (untuk basa) dalam zat tersebut serta derajat ionisasi zat tersebut. 

Sekian :) semoga bermanfaat

0 komentar:

Posting Komentar

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Popular Posts

Total Tayangan Halaman

ALL ABOUT SMAN MUARA KELINGI

Diberdayakan oleh Blogger.

SMANSAKEL

SMANSAKEL

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

XI IPA 2

XI IPA 2

XI IPA 2

XI IPA 2

Copyright © Mona Arisca's World | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes - Published By Gooyaabi Templates | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com